Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Selasa, 27 Maret 2012

Penalaran Induktif

Nama : DEA ADAM

NPM : 14209818

Kelas : 3EA14

Penalaran adalah suatu proses mencapai tujuan dan berpikir manusia dalam menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga menjadi suatu simpulan. Data yang dapat dipergunakan untuk penalaran adalah sebuah kalimat pernyataan. Kalimat pernyataan atau logika yang terdiri dari subjek dan predikat, serta bisa benar atau salah disebut proposisi.

Penalaran Induktif

Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan khusus yang menghasilkan simpulan umum. Dengan kata lain, simpulan yang diperoleh tidak lebih khusus dari pernyataan (premis).

  • Generalisasi

Generalisasi adalah pernalaran yang memakai beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu atau khusus untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. Dari beberapa data, kita ragu-ragu mengatakan bahwa “wanita ASIA cantik - cantik”. Hal ini dapat kita simpulkan setelah beberapa data sebagai pernyataan memberikan gambaran seperti itu. Contoh :

Jika terkena air, koran akan basah.

Jika terkena air, buku akan basah.

Jika terkena air, majalah akan basah.

Jadi, Jika terkena air, kertas akan basah.

Sah atau tidaknya simpulan dari generalisasi itu dapat dilihat bahwa data itu harus memadai jumlahnya, data itu harus mewakili secara keseluruhan, dan pengecualian pada data yang bersifat khusus tidak dapat dijadikan data.

  • Analogi

Analogi adalah cara pengambilan pernalaran dengan cara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama. Contoh :

Adam adalah atlet renang Nasional.

Adam perenang yang hebat.

Rizal adalah atlet renang Nasional

Oleh sebab itu, Rizal perenang yang hebat.

  • Hubungan Kausal

Hubungan kausal adalah pernalaran yang diperoleh dari gejala-gejala atau data yang saling berhubungan. Misalnya, anak itu kehujanan, akibatnya bajunya basah semua. Dalam hubungan kausal ini ada tiga hubungan antarmasalah.

Sebab-Akibat

Sebab-akibat ini berpola A menyebabkan B. Dapat juga berpola A menyebabkan B, C, dan seterusnya. Jadi efek atau akibat dari suatu peristiwa yang dianggap penyebab kadang lebih dari satu. Sebagai contoh, baju anak itu basah, kita akan memperkirakan beberapa penyebabnya. Mungkin baju anak itu ketumpahan air, mungkin keringat yang berlebih, atau mungkin kehujanan.

Akibat-Sebab

Akibat-sebab ini dapat kita lihat peristiwa seseorang yang kelaparan. Kelaparan merupakan akibat dan belum makan merupakan sebab. Akan tetapi, dalam pernalaran jenis ini, peristiwa sebab merupakan simpulan.

Akibat-Akibat

Akibat-akibat adalah suatu pernalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada “akibat” yang lain. Contohnya sebagai berikut.

Ketika pulang bekerja, Andre melihat orang ditutupi terpal ditengah jalan. Andre langsung menyimpulkan bahwa ada korban kecelakaan.

Daftar Pustaka

Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta : Akademika Pressindo.


1 komentar:

it's life mengatakan...

Tugas sudah dikerjakan dengan baik

Posting Komentar